2
Kesetiaan
Allah
Mari kita
melihat tentang kesetiaan Allah, karena pada waktu kita mengetahui betapa besar
kesetiaan Allah, maka kita akan mulai memberikan tanggapan yang positif dan
menjadi setia sebagaimana diri-Nya. Alasan Allah menginginkan agar kita
mengetahui tentang kesetiaan-Nya adalah karena seringkali kita tergoda untuk
meragukan kesetian-Nya itu. Ketika kita meragukan kesetian Allah, kita menjadi
putus asa dan berpikir bimbang, “ Aku tidak tahu apakah aku betul-betul dapat
bergantung pada Allah atau Firman-Nya.”
Kesetiaan adalah
salah satu sifat-dasar Allah, karena, kalau Allah sampai berlaku tidak setia,
berarti Dia tidak bisa menjadi Allah.
Berlaku tidak setia bertentangan dengan sifat-dasar-Nya sendiri.
Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa TUHAN,
Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih
setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya,
sampai beribu-ribu keturunan. Ulangan 7:9
Hal pertama yang
menjadi bukti jelas bahwa Allah akan selalu setia adalah dalam hal penaburan
dan penuaian.
Kadang-kadang, kita merasa telah menaburkan kasih yang begitu besar kepada seseorang sehingga tidak ada lagi yang bisa kita berikan kepadanya. Dalam hal itu, ternyata kita tidak mendapatkan imbalan tanggapan sebagaimana yang kita perkirakan.
Pada saat yang
lain, mungkin juga kita telah menaburkan kebaikan hati. Dalam hal itupun,
ternyata kita tidak melihat hasil-tuaiannya.
Mungkin juga
kita telah menaburkan benih untuk membuat orang diselamatkan. Mungkin kita
telah bersaksi kepada sanak saudara, keluarga dekat, mitra bisnis, orang yang
setiap hari berhubungan dengan kita, dan dalam hal itu kita telah menaburkan
benih-benih itu.
Alkitab
memberitahukan bahwa kalau kita telah menabur maka seorang lain akan
menyiraminya, dan Allah sendiri yang akan menumbuhkannya. Jangan putus asa.
Kita tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan, tetapi Firman Allah tidak
pernah kembali dengan sia-sia, tanpa mendatangkan hasil. Kalau kita telah
menabur, kita pasti akan menuai.
Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim
menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam. Kejadian 8:22
Sebagian kita
hanya menginginkan Firman Allah terjadi dan digenapi bila itu sesuai dengan
selera kita. Kita ingin menabur dan menuai segala sesuatu yang sesuai dengan
selera hati kita. Memang, hal menabur dan menuai akan tergenapi dalam kehidupan
kita, dalam hal memberi, dalam hal keuangan, dan segala sesuatu yang lain.
Tetapi, pada pihak lain, itu juga akan terjadi dalam hal kehidupan
yang berdosa.
Hal itu sudah merupakan suatu hukum rohani. Allah memang setia. Dia setia dalam
segala Hal.
Sebab barang siapa menabur dalam dagingnya, ia akan
menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia
akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Galatia 6:8
Ada banyak orang
yang menyangka bahwa iblis bisa begitu saja datang setiap saat dan melakukan
apapun yang diinginkannya terhadap kita. Tetapi, sebenarnya kitalah yang
memberinya peluang, kesempatan, dan tempat agar dia bisa melakukan apa yang
dikehendakinya terhadap diri kita. Kalau kita berjalan sesuai dengan Firman
Allah, dia tidak mempunyai cara untuk bisa memanfaatkan kita.
Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu
dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
2Tesalonika 3:3
Allah setia
untuk memelihara kita. Dia akan memelihara kita di suatu tempat yang terlindung
sehingga iblis tidak dapat datang dan mencelakakan kita. Allah setia. Kemana
pun Dia menuntun kita, Dia pasti akan memelihara kita. Jadi, pastikanlah bahwa
kita selalu hidup di dalam kehendak-Nya yang sempurna. Izinkanlah Dia
menunjukan kepada kita tempat yang telah ditentukan-Nya untuk memelihara kita.
Jangan mencoba dan memaksa Allah agar menyesuaikan diri-Nya dengan kemauan
kita. Mintalah kepada-Nya agar menuntun kita ke tempat yang telah
disediakan-Nya bagi kita.
Allah Setia Dalam Mengampuni Kita
Allah setia
dalam mengampuni kita. Sembilan puluh sembilan persen orang undur dari iman
karena mereka melarikan diri dari Allah pada saat mereka melakukan suatu
kesalahan. Mereka bukanya berlari kepada-Nya. Kita tidak dapat melarikan diri
dari Allah. Lebih cepat kita bertobat dan melanjutkan kehidupan rohani bagi
Allah, lebih cepat pulalah persekutuan kita dengan Dia dipulihkan. Dengan
demikian, Dia akan dapat memberkati kita. Kembalilah kepada-Nya dan hiduplah di
dalam terang-Nya. Jangan di dalam kegelapan.
Hidup di dalam Terang
1 Yohanes 1:5,7,9
Dan inilah berita,
yang
telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah
terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
Tetapi jika kita hidup
Tetapi jika kita hidup
di
dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan
kita dari pada segala dosa.
Jika kita mengaku dosa kita,
Jika kita mengaku dosa kita,
maka
Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.
Hidup
di dalam Kegelapan
1 Yohanes 1:6,8,10
1 Yohanes 1:6,8,10
Jika kita katakan,
bahwa
kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita
berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
Jika kita berkata,
Jika kita berkata,
bahwa
kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada
di dalam kita.
Jika kita berkata,
Jika kita berkata,
bahwa
kita tidak ada berbuat dosa,
maka
kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Jika
kita mengaku dosa kita, kita dapat berjalan dengan hati yang bersih
dihadapan-Nya. Dan mempersilakan Dia menjadi Tuhan atas setiap segi kehidupan
kita. Bila semua itu kita lakukan maka kita akan berjalan dalam keadaan yang
diampuni sepenuhnya, entah kita telah berdosa secara sengaja ataupun tidak.
Itulah inti berita kabar baik- itulah Injil Tuhan Yesus Kristus.
Kalau
kita hidup bagi Yesus, kita tentu tidak akan mau sengaja berbuat dosa.
Sebaliknya, kita justru ingin menyenangkan hati-Nya. Itulah motivasi yang akan
membuat kita tetap hidup dalam kebenaran. Tidak akan ada dalam pikiran kita
bahwa Allah akan menghukum atau menyiksa kita setiap kali kita berbuat salah.
Allah
menghendaki kita hidup benar, karena upah dosa ialah maut, dan bukan upah itu
yang dikehendaki Allah agar kita peroleh.
Orang akan
mengeluh bila diberi upah kurang daripada yang seharusnya dia terima
menurut anggapan mereka. Tetapi, manusia
duniawi yang hidup tanpa Allah harus cukup puas dengan upah dosa itu. Hanya
upah itulah yang akan dibayarkan kepada mereka untuk seluruh kehidupan berdosa
yang dijalaninya. Upah mereka adalah kematian kekal, bukan kehidupan kekal
bersama Allah. Itulah ajaran di dalam Alkitab, dan Allah setia untuk menggenapi
Firman-Nya.
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah
ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.
Roma 6:23
Allah selalu
setia untuk menyelamatkan semua orang yang datang kepada Yesus dan menjadikan
Dia Tuhan atas kehidupan mereka.
Allah setia
untuk menggenapkan janji-Nya bahwa Injil harus diberitakan kepada semua bangsa
di seluruh pelosok Bumi kita ini. Yang dimaksud bukanlah agama atau tradisi,
melainkan Injil Yesus Kristus- itulah yang harus didengar oleh setiap orang.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.
Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan
untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.
Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan
dihukum: barasiapa tidak percaya, ia telah berada di bawa hukuman, sebab ia
tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam
dunia, tetapi menusia lebih menyukai kegelapapan dari pada terang, sebab
perbuatan-perbuatan mereka jahat. Yohanes 3:16-19
Kita dapat
datang kepada-Nya dalam keadaan kita yang apa adanya, bagaimanapun juga hal
itu. Bagi-Nya, masa lalu kita tidak menjadi soal. Begitu juga dengan kekeliruan
dan aib kita, kemampuan dan ketidakmampuan kita. Kita tidak perlu menambal
sulam sesuatu apapun dalam kehidupan kita sebelum kita datang kepada-Nya. Jadi, hal itu justru
bertentangan dengan yang di perkirakan sebagian orang. Bukankah tanpa Dia kita
tidak dapat berbuat sesuatu yang baik?
Datanglah
kepada-Nya dengan cara sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang lain.
Datanglah dengan mengingat perkataan-Nya sendiri, yaitu bahwa Dia tidak datang
untuk orang yang sehat, melainkan untuk orang yang sakit. Siapakah orang yang
sakit itu? Yaitu orang-orang yang tidak
memiliki Yesus. Bagi merekalah Yesus datang, yaitu orang-orang yang perlu
disembuhkan dan dilepaskan.
Yang menjadi
permasalahannya bukanlah apakah kita memang seorang yang baik, bukan apa yang
kita pikirkan tentang suatu hal. Bila kelak kita berdiri di hadapan Allah untuk
memberikan pertanggungjawaban, yang dipermasalahkan adalah; Apakah yang telah
kita lakukan dalam kehidupan kita? Apakah kita izinkan Yesus memasuki kehidupan
kita untuk mengubahkannya, dengan tujuan agar kita dapat hidup bagi Dia? Atau,
sebaliknya, kita abaikan Dia? Benarkah kita lebih suka hidup dalam kegelapan
dunia ini?
Jikalau Yesus
Kristus tidak menjadi yang terutama, maka artinya kita cukup berperilaku manis
dan baik, dan itu akan membawa kita masuk ke Surga.
Jikalau memang
betul demikian halnya, mengapakah Allah harus mengutus Yesus Kristus turun ke
bumi?
Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaab Allah. Roma 3:23
Alkitab
mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan
Allah.
Itulah sebabnya
Allah harus mengutus Yesus Kristus turun ke bumi. Dengan perbuatan baik kita
sendiri, tidak mungkin kita akan dapat meraih keselamatan. Itu adalah suatu
karunia, suatu pemberian.
Perbuatan-perbuatan
baik kita hanyalah bagaikan pakaian compang camping yang kotor di hadapan
hadirat Allah, jika diperhadapkan dengan keadaan-Nya yang Mahakudus.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan
segala kesalehan kami seperti kain kotor, kami sekalian menjadi layu seperti
daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Yesaya 64:6
Tanpa Yesus kita
tidak dapat berdiri di hadapan hadirat Allah. Kemuliaan Allah bersinar
menerangi dan menembus Surga. Kemuliaan itu akan membuat kegelapan sirna.
Dengan berselubungkan kegelapan kita tidak dapat memasuki Kerajaan Allah.
Tetapi, bila kita telah dilahirkan kembali, kita adalah suatu cipta baru.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah
ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 2 Korintus 5:17
Kita akan bisa
menari, menyanyi, dan berbicara kepada Tuhan, karena Dia setia untuk
menggenapkan apa yang telah dijanjikan-Nya dalam Firman-Nya dengan jelas. Dan
Ia setia untuk melaksanakannya. Kita dapat bersandar-percaya pada kesetiaan-Nya
pada hari ini juga, dan kita dapat tahu, bahwa Ia akan melaksanakan segala
sesuatu yang telah dijanjikan-Nya. Haleluya.!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar