Translate

Senin, 25 Agustus 2014

(Bab 2) KESETIAAN ALLAH

2

Kesetiaan Allah


Mari kita melihat tentang kesetiaan Allah, karena pada waktu kita mengetahui betapa besar kesetiaan Allah, maka kita akan mulai memberikan tanggapan yang positif dan menjadi setia sebagaimana diri-Nya. Alasan Allah menginginkan agar kita mengetahui tentang kesetiaan-Nya adalah karena seringkali kita tergoda untuk meragukan kesetian-Nya itu. Ketika kita meragukan kesetian Allah, kita menjadi putus asa dan berpikir bimbang, “ Aku tidak tahu apakah aku betul-betul dapat bergantung pada Allah atau Firman-Nya.”

Kesetiaan adalah salah satu sifat-dasar Allah, karena, kalau Allah sampai berlaku tidak setia, berarti Dia tidak  bisa menjadi Allah. Berlaku tidak setia bertentangan dengan sifat-dasar-Nya sendiri.

Sebab itu haruslah kau ketahui, bahwa TUHAN, Allahmu, Dialah Allah, Allah yang setia, yang memegang perjanjian dan kasih setia-Nya terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan berpegang pada perintah-Nya, sampai beribu-ribu keturunan. Ulangan 7:9

Hal pertama yang menjadi bukti jelas bahwa Allah akan selalu setia adalah dalam hal penaburan dan penuaian.


Kadang-kadang, kita merasa telah menaburkan kasih yang begitu besar kepada seseorang sehingga tidak ada lagi yang bisa kita berikan kepadanya. Dalam hal itu, ternyata kita tidak mendapatkan imbalan tanggapan sebagaimana yang kita perkirakan.

Pada saat yang lain, mungkin juga kita telah menaburkan kebaikan hati. Dalam hal itupun, ternyata kita tidak melihat hasil-tuaiannya.

Mungkin juga kita telah menaburkan benih untuk membuat orang diselamatkan. Mungkin kita telah bersaksi kepada sanak saudara, keluarga dekat, mitra bisnis, orang yang setiap hari berhubungan dengan kita, dan dalam hal itu kita telah menaburkan benih-benih itu.

Alkitab memberitahukan bahwa kalau kita telah menabur maka seorang lain akan menyiraminya, dan Allah sendiri yang akan menumbuhkannya. Jangan putus asa. Kita tidak tahu berapa lama waktu yang diperlukan, tetapi Firman Allah tidak pernah kembali dengan sia-sia, tanpa mendatangkan hasil. Kalau kita telah menabur, kita pasti akan menuai.

Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam. Kejadian 8:22

Sebagian kita hanya menginginkan Firman Allah terjadi dan digenapi bila itu sesuai dengan selera kita. Kita ingin menabur dan menuai segala sesuatu yang sesuai dengan selera hati kita. Memang, hal menabur dan menuai akan tergenapi dalam kehidupan kita, dalam hal memberi, dalam hal keuangan, dan segala sesuatu yang lain. Tetapi, pada pihak lain, itu juga akan terjadi dalam hal kehidupan
yang berdosa. Hal itu sudah merupakan suatu hukum rohani. Allah memang setia. Dia setia dalam segala Hal.

Sebab barang siapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barang siapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu. Galatia 6:8

Ada banyak orang yang menyangka bahwa iblis bisa begitu saja datang setiap saat dan melakukan apapun yang diinginkannya terhadap kita. Tetapi, sebenarnya kitalah yang memberinya peluang, kesempatan, dan tempat agar dia bisa melakukan apa yang dikehendakinya terhadap diri kita. Kalau kita berjalan sesuai dengan Firman Allah, dia tidak mempunyai cara untuk bisa memanfaatkan kita.

Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan memelihara kamu terhadap yang jahat.
2Tesalonika 3:3

Allah setia untuk memelihara kita. Dia akan memelihara kita di suatu tempat yang terlindung sehingga iblis tidak dapat datang dan mencelakakan kita. Allah setia. Kemana pun Dia menuntun kita, Dia pasti akan memelihara kita. Jadi, pastikanlah bahwa kita selalu hidup di dalam kehendak-Nya yang sempurna. Izinkanlah Dia menunjukan kepada kita tempat yang telah ditentukan-Nya untuk memelihara kita. Jangan mencoba dan memaksa Allah agar menyesuaikan diri-Nya dengan kemauan kita. Mintalah kepada-Nya agar menuntun kita ke tempat yang telah disediakan-Nya bagi kita.

Allah Setia Dalam Mengampuni Kita

Allah setia dalam mengampuni kita. Sembilan puluh sembilan persen orang undur dari iman karena mereka melarikan diri dari Allah pada saat mereka melakukan suatu kesalahan. Mereka bukanya berlari kepada-Nya. Kita tidak dapat melarikan diri dari Allah. Lebih cepat kita bertobat dan melanjutkan kehidupan rohani bagi Allah, lebih cepat pulalah persekutuan kita dengan Dia dipulihkan. Dengan demikian, Dia akan dapat memberkati kita. Kembalilah kepada-Nya dan hiduplah di dalam terang-Nya. Jangan di dalam kegelapan.

Hidup di dalam Terang
1 Yohanes 1:5,7,9

Dan inilah berita,
yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

Tetapi jika kita hidup
di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Hidup di dalam Kegelapan
1 Yohanes 1:6,8,10

Jika kita katakan,
bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.

Jika kita berkata,
bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Jika kita berkata,
bahwa kita tidak ada berbuat dosa,
maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita. 

Jika kita mengaku dosa kita, kita dapat berjalan dengan hati yang bersih dihadapan-Nya. Dan mempersilakan Dia menjadi Tuhan atas setiap segi kehidupan kita. Bila semua itu kita lakukan maka kita akan berjalan dalam keadaan yang diampuni sepenuhnya, entah kita telah berdosa secara sengaja ataupun tidak. Itulah inti berita kabar baik- itulah Injil Tuhan Yesus Kristus.

Kalau kita hidup bagi Yesus, kita tentu tidak akan mau sengaja berbuat dosa. Sebaliknya, kita justru ingin menyenangkan hati-Nya. Itulah motivasi yang akan membuat kita tetap hidup dalam kebenaran. Tidak akan ada dalam pikiran kita bahwa Allah akan menghukum atau menyiksa kita setiap kali kita berbuat salah.

Allah menghendaki kita hidup benar, karena upah dosa ialah maut, dan bukan upah itu yang dikehendaki Allah agar kita peroleh.

Orang akan mengeluh bila diberi upah kurang daripada yang seharusnya dia terima menurut  anggapan mereka. Tetapi, manusia duniawi yang hidup tanpa Allah harus cukup puas dengan upah dosa itu. Hanya upah itulah yang akan dibayarkan kepada mereka untuk seluruh kehidupan berdosa yang dijalaninya. Upah mereka adalah kematian kekal, bukan kehidupan kekal bersama Allah. Itulah ajaran di dalam Alkitab, dan Allah setia untuk menggenapi Firman-Nya.

Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Yesus Kristus, Tuhan kita.
Roma 6:23

Allah selalu setia untuk menyelamatkan semua orang yang datang kepada Yesus dan menjadikan Dia Tuhan atas kehidupan mereka.

Allah setia untuk menggenapkan janji-Nya bahwa Injil harus diberitakan kepada semua bangsa di seluruh pelosok Bumi kita ini. Yang dimaksud bukanlah agama atau tradisi, melainkan Injil Yesus Kristus- itulah yang harus didengar oleh setiap orang.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.

Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum: barasiapa tidak percaya, ia telah berada di bawa hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.

Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi menusia lebih menyukai kegelapapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Yohanes 3:16-19

Kita dapat datang kepada-Nya dalam keadaan kita yang apa adanya, bagaimanapun juga hal itu. Bagi-Nya, masa lalu kita tidak menjadi soal. Begitu juga dengan kekeliruan dan aib kita, kemampuan dan ketidakmampuan kita. Kita tidak perlu menambal sulam sesuatu apapun dalam kehidupan kita sebelum  kita datang kepada-Nya. Jadi, hal itu justru bertentangan dengan yang di perkirakan sebagian orang. Bukankah tanpa Dia kita tidak dapat berbuat sesuatu yang baik?

Datanglah kepada-Nya dengan cara sebagaimana yang dilakukan oleh banyak orang lain. Datanglah dengan mengingat perkataan-Nya sendiri, yaitu bahwa Dia tidak datang untuk orang yang sehat, melainkan untuk orang yang sakit. Siapakah orang yang sakit itu?  Yaitu orang-orang yang tidak memiliki Yesus. Bagi merekalah Yesus datang, yaitu orang-orang yang perlu disembuhkan dan dilepaskan.

Yang menjadi permasalahannya bukanlah apakah kita memang seorang yang baik, bukan apa yang kita pikirkan tentang suatu hal. Bila kelak kita berdiri di hadapan Allah untuk memberikan pertanggungjawaban, yang dipermasalahkan adalah; Apakah yang telah kita lakukan dalam kehidupan kita? Apakah kita izinkan Yesus memasuki kehidupan kita untuk mengubahkannya, dengan tujuan agar kita dapat hidup bagi Dia? Atau, sebaliknya, kita abaikan Dia? Benarkah kita lebih suka hidup dalam kegelapan dunia ini?

Jikalau Yesus Kristus tidak menjadi yang terutama, maka artinya kita cukup berperilaku manis dan baik, dan itu akan membawa kita masuk ke Surga.

Jikalau memang betul demikian halnya, mengapakah Allah harus mengutus Yesus Kristus turun ke bumi?

Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaab Allah. Roma 3:23

Alkitab mengatakan bahwa semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.

Itulah sebabnya Allah harus mengutus Yesus Kristus turun ke bumi. Dengan perbuatan baik kita sendiri, tidak mungkin kita akan dapat meraih keselamatan. Itu adalah suatu karunia, suatu pemberian.

Perbuatan-perbuatan baik kita hanyalah bagaikan pakaian compang camping yang kotor di hadapan hadirat Allah, jika diperhadapkan dengan keadaan-Nya yang Mahakudus.
Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor, kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin. Yesaya 64:6

Tanpa Yesus kita tidak dapat berdiri di hadapan hadirat Allah. Kemuliaan Allah bersinar menerangi dan menembus Surga. Kemuliaan itu akan membuat kegelapan sirna. Dengan berselubungkan kegelapan kita tidak dapat memasuki Kerajaan Allah. Tetapi, bila kita telah dilahirkan kembali, kita adalah suatu cipta baru.

Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. 2 Korintus 5:17

Kita akan bisa menari, menyanyi, dan berbicara kepada Tuhan, karena Dia setia untuk menggenapkan apa yang telah dijanjikan-Nya dalam Firman-Nya dengan jelas. Dan Ia setia untuk melaksanakannya. Kita dapat bersandar-percaya pada kesetiaan-Nya pada hari ini juga, dan kita dapat tahu, bahwa Ia akan melaksanakan segala sesuatu yang telah dijanjikan-Nya. Haleluya.! 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar