Translate

Minggu, 31 Agustus 2014

(Bab 8) MENGENAL HIKMAT ALLAH

8

Mengenal Hikmat Allah


Konon hikmat ada pada orang yang tua, dan pengertian pada orang yang lanjut umurnya. Tetapi pada Allahlah hikmat dan kekuatan, Dialah yang mempunyai pertimbangan dan pengertian.

Hikmat itu, dari manakah datangnya, atau akal budi, di manakah tempatnya?
Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.

Perolehlah hikmat, perolehlah pengertian, jangan lupakan, dan jangan menyimpang dari perkataan mulutku.

Jangalah meninggalkan hikmat itu, maka engkau akan dipeliharanya.

Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.

Junjunglah dia, maka engkau akan ditinggikannya; engkau akan dijadikan terhormat, apabila engkau memeluknya.

Ia akan mengenakan karangan bunga yang indah di kepalamu, mahkota yang indah akan dikaruniakannya kepadamu."

Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.

Aku mengajarkan jalan hikmat kepadamu, aku memimpin engkau di jalan yang lurus.

Ayub 12:12-13,28:20,28:28, Amsal 4:5-11


Sabtu, 30 Agustus 2014

(Bab 7 ) MENGENAL KEADILAN ALLAH

7

Mengenal Keadilan Allah


Di tengah-tengah dunia yang berdosa ini berbagai bentuk ketidakadilan seringkali terjadi. Dalam beberapa kesempatan mungkin kita pernah merasa diperlakukan secara tidak adil, entah oleh pemimpin, orang tua, sahabat, atau oleh orang-orang lain di sekitar kita. Saat itu mungkin kita merasa marah, kecewa, dan berharap keadilan dinyatakan.

Dalam beberapa kasus tertentu mungkin kita malah menuduh Allah telah berlaku tidak adil kepada kita. Kita mungkin merasa telah hidup seturut kehendak Allah tetapi berbagai hal buruk justru menimpa kita. Kita pun merasa kecewa dan marah kepada Allah. Kita mulai meragukan dan mempertanyakan keadilan Allah. Benarkah Allah itu adil?
Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah itu adil. Ayat-ayat berikut ini menunjukkan kebenaran tersebut:
TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. Mazmur 145:17


Ya Bapa yang adil, memang dunia tidak mengenal Engkau, tetapi Aku mengenal Engkau, dan mereka ini tahu, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. Yohanes 17:25

Allah itu adil. Dia akan menyatakan keadilan-Nya pada kehidupan sekarang maupun pada kehidupan yang akan datang. Kebenaran ini seharusnya menjadi penghiburan bagi kita di tengah-tengah dunia yang penuh dengan ketidakadilan.

Akan tetapi, apakah yang dimaksud dengan “adil”? Adil berarti bertindak dengan benar sesuai dengan standar kebenaran atau ketetapan hukum yang berlaku. Allah itu adil. Artinya, Allah akan selalu berlaku benar sesuai dengan prinsip kebenaran-Nya.
Dia tidak akan pernah melanggar ketetapan-ketetapan hukum yang telah dibuat-Nya.
Keadilan Allah itu dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain:

Pertama, keadilan Allah dinyatakan dengan mencintai kebenaran dan membenci kefasikan. Dia mengasihi orang-orang yang hidup dalam kebenaran dan membenci orang-orang yang hidup dalam kefasikan.
Dalam Mazmur 11:4-7 dikatakan:
TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. TUHAN menguji orang benar dan orang fasik, dan Ia membenci orang yang mencintai kekerasan. Ia menghujani orang-orang fasik dengan arang berapi dan belerang; angin yang menghanguskan, itulah isi piala mereka. Sebab TUHAN adalah adil dan Ia mengasihi keadilan; orang yang tulus akan memandang wajah-Nya.

Kedua, keadilan Allah dinyatakan dengan menjatuhkan hukuman atas setiap pelanggaran dan dosa. Dia tidak akan membiarkan pelanggaran dan dosa berlalu begitu saja dari hadapan-Nya. Dia akan mengganjarnya dengan hukuman.
Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: “Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka!  Wahyu 16:5-6

Ketiga, keadilan Allah dinyatakan dengan memberikan penghargaan atas setiap perbuatan baik yang kita kerjakan. Setiap perbuatan baik yang kita kerjakan tidak akan sia-sia. Allah memperhatikan setiap perbuatan baik, bahkan tindakan kecil, yang kita lakukan karena mengasihi Dia.
Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang. Ibrani 6:10

Demikianlah, keadilan Allah nyata dalam setiap tindakan-Nya. Dia mencintai kebenaran, tetapi membenci kejahatan. Dia mengganjar setiap dosa dengan hukuman, tetapi menghargai setiap kebajikan dengan pahala.

Dia bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip kebenaran yang telah Dia tetapkan. Tidak ada kecurangan sama sekali dalam diri-Nya.

Sampai di sini mungkin ada yang bertanya:
Bila keadilan Allah sedemikian ketat, bahwa Dia tidak akan membiarkan dosa apapun berlalu tanpa hukuman, bagaimana kita dapat diselamatkan? Bukankah kita semua telah jatuh dan berbuat dosa?

Hanya ada satu jawaban untuk persoalan tersebut, yaitu salib Kristus Tanpa salib Kristus tidak ada seorang manusia pun yang akan diselamatkan. Semua manusia telah berbuat dosa (Rom 3:23) dan berdasarkan keadilan Allah mereka semua harus binasa. Akan tetapi, salib Kristus membuat segalanya berbeda. Allah telah mengaruniakan Putra-Nya yang tunggal, Yesus Kristus, untuk mati di atas kayu salib menanggung segala dosa kita, umat-Nya yang percaya kepada-Nya. Semua itu dilakukan-Nya karena kasih-Nya yang sedemikian besar kepada kita, supaya kita yang percaya kepada Kristus tidak binasa, melainkan beroleh pengampunan dosa dan hidup kekal.

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Yohanes 3:16

Kasih Allah rindu mengampuni dosa-dosa umat-Nya dan mengaruniakan hidup kekal kepada mereka, sedangkan keadilan-Nya menuntut pelaksanaan hukuman atas segala pelanggaran dan dosa. Salib Kristus menggenapi keduanya: Hukuman dosa dilaksanakan dan ditanggungkan pada Kristus yang menerimanya dengan sukarela, sehingga pengampunan dosa dan hidup kekal dapat dianugerahkan kepada orang percaya. Dengan demikian kasih dan keadilan Allah dapat dinyatakan secara bersamaan.
Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaian karena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya. Maksud-Nya ialah untuk menunjukkan keadilan-Nya pada masa ini, supaya nyata, bahwa Ia benar dan juga membenarkan orang yang percaya kepada Yesus. Roma 3:25-26

Dalam segala hal yang dikerjakan-Nya Allah selalu bertindak secara adil. Karena itu, apapun yang anda alami dan bagaimanapun keadaan anda saat ini, tetaplah percaya bahwa Allah itu adil.
Akhirnya, marilah kita memuji Allah atas kebenaran dan keadilan-Nya. Biarlah kebenaran ini menjadi penghiburan bagi kita di tengah-tengah dunia yang penuh dengan ketidakadilan.


Jumat, 29 Agustus 2014

(Bab 6) MENGENAL KEKUDUSAN ALLAH

6

Mengenal Kekudusan Allah


Kekudusan merupakan salah satu atribut Allah. Ada banyak bagian dalam Alkitab yang menekankan kekudusan Allah. Salah satunya terdapat dalam Yesaya 6:1-7. Dalam bagian itu nabi Yesaya melihat Allah duduk di atas takhta-Nya dan para Serafim berseru:
 “Kudus, kudus, kuduslah TUHAN semesta alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya!” Yesaya 6:3

Melihat kekudusan Allah yang sedemikian dahsyat, nabi Yesaya pun berkata:
“Celakalah aku! aku binasa! Sebab aku ini seorang yang najis bibir, dan aku tinggal di tengah-tengah bangsa yang najis bibir, namun mataku telah melihat Sang Raja, yakni TUHAN semesta alam.” Yesaya 6:5

Itulah respon yang akan diberikan oleh setiap orang yang telah melihat kekudusan Allah. Dia akan menyadari keberdosaan dan ketidaklayakannya di hadapan Allah.

Dia akan sujud tersungkur di hadapan Allah yang mahakudus dan mengakui segala dosa yang telah diperbuatnya.


Apakah yang dimaksud dengan “kudus”? Kudus berarti bersih, suci, dan bebas dari segala bentuk pencemaran. Allah itu kudus. Artinya, Allah itu bersih dari segala bentuk kejahatan. Dia sungguh-sungguh suci dan sama sekali tidak tercemar oleh dosa.

Segala hukum dan ritual yang diperintahkan Allah dalam Perjanjian Lama menyatakan kekudusan-Nya. Misalnya, larangan supaya umat Israel tidak mendekat ketika Allah menyatakan diri-Nya di gunung Sinai, ritual pembasuhan dan persembahan korban yang diperlukan untuk mendekat kepada Allah, pembagian Bait Allah menjadi beberapa ruangan (pelataran, ruang kudus, dan ruang mahakudus), dan pembagian umat Israel menjadi beberapa tingkatan (umat, kaum Lewi, para imam, dan Imam Besar) sesuai dengan hak yang diberikan Allah untuk mendekat kepada-Nya. Semua itu menyatakan kekudusan Allah yang tak terkira.

Perintah Allah kepada Musa dalam Keluaran 3:5 juga menyatakan kekudusan-Nya:
“Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”

Beberapa hukuman yang Allah berikan dalam Perjanjian Lama juga menyatakan kekudusan-Nya. Misalnya, hukuman atas Nadab dan Abihu yang mempersembahkan api asing ke hadapan Allah (Imamat 10:1-7) dan hukuman atas Uza yang secara teledor telah memegang tabut Allah (2 Samuel 6:1-7). Semua hukuman itu menyatakan bahwa kekudusan Allah merupakan sesuatu yang sangat serius dan wajib dihormati.

Kekudusan Allah dinyatakan dengan berbagai cara, antara lain:
Pertama, kekudusan Allah dinyatakan dengan kebencian-Nya terhadap dosa. Dalam doanya nabi Habakuk berkata:
Bukankah Engkau, ya TUHAN, dari dahulu Allahku, Yang Mahakudus? …. Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman. …. ” Habakuk 1:12-13

Kebencian Allah terhadap dosa juga dinyatakan dalam Amsal 6:16-19:
Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, kaki yang segera lari menuju kejahatan, seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan yang menimbulkan pertengkaran saudara.

Kedua, kekudusan Allah dinyatakan dengan tidak adanya kejahatan dalam diri-Nya. Allah tidak hanya membenci dosa dan kejahatan, Dia juga tidak pernah melakukannya.

Oleh sebab itu, kamu orang-orang yang berakal budi, dengarkanlah aku: Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang. …. Sungguh, Allah tidak berlaku curang, Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan. Ayub 34:10, 12

Ketiga, kekudusan Allah dinyatakan dengan penghukuman-Nya atas segala bentuk dosa dan kejahatan. Ayub 34:11 menyatakan:
Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya, dan membuat setiap orang mengalami sesuai kelakuannya.

Keempat, kekudusan Allah dinyatakan dengan adanya pemisahan antara manusia berdosa dengan Allah. Dalam Yesaya 59:2 dikatakan:
Tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Kelima, kekudusan Allah dinyatakan dengan tuntutan-Nya akan korban pendamaian yang sempurna bagi pemulihan hubungan antara diri-Nya dengan manusia berdosa.

Tanpa korban pendamaian itu tidak ada seorang manusia pun yang dapat mendekat kepada-Nya. Untuk alasan dan tujuan inilah Yesus Kristus datang dan mati di atas kayu salib menjadi korban pendamaian di hadapan Allah, sehingga kita yang ada dalam Kristus dapat mendekat dan bersekutu dengan Allah.
Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu “jauh”, sudah menjadi “dekat” oleh darah Kristus.  Efesus 2:13

Keenam, kekudusan Allah juga dinyatakan dengan kesukaan dan kasih-Nya kepada mereka yang mengejar kebenaran.
Jalan orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi siapa mengejar kebenaran, dikasihi-Nya. Amsal 15:9

Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, TUHAN, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku. Imamat 20:26

Demikianlah, kekudusan Allah nyata dalam tuntutan kebenaran yang diberikan-Nya dan dalam tindakan penghakiman yang dikerjakan-Nya. Karena Allah itu kudus, maka tidak ada kejahatan, tidak ada kecurangan, dan tidak ada ketidakadilan dalam diri-Nya.

Karena Allah itu kudus, maka Dia membenci dan mengganjar segala bentuk dosa dan kejahatan dengan hukuman yang setimpal. Bila kita sungguh-sungguh mengenal sifat Allah ini, tentu kita tidak  akan berani berbuat dosa seenaknya. Kita akan berjuang sedemikian rupa untuk hidup kudus di hadapan-Nya.

Kita akan datang kepada-Nya dengan sikap hormat dan takut akan Allah.

Kekudusan-Nya memisahkan diri-Nya dari manusia berdosa. Akan tetapi, puji syukur kepada Allah, Yesus telah datang dan mati menjadi korban pendamaian bagi kita yang percaya kepada-Nya, sehingga sekarang kita dapat mendekat kepada Allah dengan penuh keberanian.
Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hidup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai kepala Rumah Allah. Ibrani 10:19-21

Marilah kita mengucap syukur atas anugerah-Nya itu. Jangan pernah menyia-nyiakan anugerah yang telah Dia berikan kepada kita. Sebaliknya, marilah kita mengerjakannya dengan senantiasa mengejar kebenaran.
Akhirnya, marilah kita mencerminkan sifat-sifat Allah. Allah itu kudus.

Karena itu, kita yang adalah umat-Nya juga harus hidup dalam kekudusan. Dengan demikian nama Allah semakin dipermuliakan melalui kehidupan kita.


Kamis, 28 Agustus 2014

(Bab 5) MENGENAL KASIH ALLAH

5

Mengenal Kasih Allah


Dalam 1 Yohanes 4:8 dikatakan bahwa Allah adalah kasih. Artinya, kasih merupakan salah satu yang sangat penting, yang menggambarkan siapa Allah. Karena itu, penting bagi kita untuk mengenal kasih Allah.
Secara umum kasih Allah dinyatakan melalui pemeliharaan-Nya atas seluruh alam semesta dan segala makhluk hidup yang diciptakan-Nya. Dia tidak hanya menciptakan dunia beserta segala isinya, tetapi juga berperan aktif dalam mengatur dan memelihara seluruh ciptaan-Nya. Dia mengasihi dunia ciptaan-Nya dan menyediakan kebutuhan makhluk ciptaan-Nya.
Mata sekalian orang menantikan Engkau, dan Engkaupun memberi mereka makanan pada waktunya; Engkau yang membuka tangan-Mu dan yang berkenan mengenyangkan segala yang hidup.
Mazmur 145:15-16

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?  Matius 6:26

Seluruh makhluk hidup berada dalam pemeliharaan Allah. Bahkan, makhluk yang kecil pun Allah pelihara.

Mereka tidak kekurangan suatu apapun. Terlebih lagi kita, manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa-Nya, tentu akan dipelihara-Nya.

Selanjutnya, secara khusus kasih Allah dinyatakan melalui anugerah keselamatan yang diberikan-Nya kepada kita, umat pilihan-Nya. Dia mengampuni segala dosa kita, membebaskan kita dari perbudakan dosa, dan mengaruniakan hidup kekal kepada kita. Ada harga yang teramat sangat mahal yang harus Dia bayar untuk melakukan semua itu, yaitu pengorbanan Anak-Nya yang tunggal sebagai ganti kita.
Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?

Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?

Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiaayaan, atau kelaparan, atau bahaya, atau pedang? Roma 8:32-35

Itulah pernyataan kasih Allah yang terbesar. Dia telah menyerahkan Yesus Kristus, Anak-Nya yang tunggal, yang sangat dikasihi-Nya, menjadi korban tebusan bagi keselamatan kita. Semua ini membuktikan betapa besar kasih-Nya pada kita. Bila kita sungguh-sungguh memahami dan menyadari semua ini, tentu kita tak akan pernah meragukan kasih Allah pada kita lagi.

Bukan hanya Bapa yang mengasihi kita dengan kasih yang besar, Yesus Kristus pun mengasihi kita dengan kasih yang mengagumkan.

yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan,

melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.

Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Filipi 2:6-8

Yesus rela melepaskan segala kemuliaan sorgawi yang dimiliki-Nya, berinkarnasi menjadi manusia, dan mengambil rupa seorang hamba. Dia rela menyerahkan nyawa-Nya dan mati di atas kayu salib menjadi korban tebusan bagi keselamatan kita. Semua itu dilakukan-Nya dengan penuh kasih dan kerelaan, bukan dengan terpaksa.

Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali.

Tidak seorang pun mengambilnya dari pada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya kembali. Inilah tugas yang Kuterima dari Bapa-Ku.” Yohanes 10:17-18

Perlu kita pahami pula bahwa Allah mengasihi kita bukan karena kita telah berbuat baik kepada-Nya. Sebaliknya, kita justru telah berbuat dosa kepada-Nya. Kita telah hidup dalam ketidaktaatan dan pemberontakan kepada-Nya. Pada dasarnya kita adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Kita yang seharusnya layak menerima hukuman Allah.
Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya! Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu. Roma 5: 8-11

Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain. Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita – oleh kasih karunia kamu diselamatkan – dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus. Efesus 2:3-7
Lebih daripada itu, Allah juga mengadopsi kita menjadi anak-anak-Nya. Kita, yang adalah pemberontak-pemberontak di hadapan-Nya, justru diangkat menjadi anak-anak-Nya.

Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya. Efesus 1:5

Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. 1 Yohanes 3:1a

Semua ini jelas membuktikan betapa besarnya kasih Allah kepada kita. Tidak ada seorang manusia pun di dunia ini yang dapat memberikan kasih sebesar kasih Allah itu.

Kasih-Nya murni dan tulus. Kasih-Nya tidaklah didasarkan pada perbuatan baik kita, melainkan hanya didasarkan pada rahmat dan belas kasihan-Nya saja. Sungguh luar biasa dan mengagumkan kasih Allah itu!
Akhirnya, marilah kita senantiasa berusaha menghayati kasih Allah itu dalam seluruh aspek kehidupan kita. Biarlah doa rasul Paulus bagi jemaat di Efesus juga menjadi doa kita.

Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama
dengan segala orang kudus dapat memahami,
betapa lebarnya dan panjangnya
dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus,
dan dapat mengenal kasih itu,
sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. 
Efesus 3:18-19


 

Rabu, 27 Agustus 2014

(Bab 4) DENYUT JANTUNG ALLAH

4

Denyut Jantung Allah


Kita harus belajar tentang yang dikatakan Yesus, sebab Ia mengatakan sesuatu untuk alasan tertentu. Yesus tidak sekadar berbasa-basi dengan perkataan-Nya. Sebaliknya, Ia memakainya sebagai sarana untuk mencapai maksud tertentu.

Sejak semula Ia tahu, bahwa keempat buku Injil dalam Alkitab akan ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Ia tahu, bahwa setiap kata yang diucapkan-Nya kelak akan ditulis orang bagi kita sebagai panduan untuk menghayati kehidupan yang benar. Jadi, Ia tidak akan mengatakan sesuatu yang tidak perlu.

Ia benar-benar mempunyai maksud tertentu dengan segala sesuatu yang diucapkan-Nya. Ia tidak memberi kita suatu pilihan lain. Ia menunjukkan jalan yang benar kepada kita.

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Matius 9:35-38

Denyut-jangtung Allah sama hari ini, sebagaimana pada waktu Yesus masih hidup di bumi ini.

Denyut-jantung-Nya berdetak dengan kerinduan untuk menyelamatkan banyak orang yang masih hilang, yang belum diselamatkan.

Pada dewasa ini, kitalah Tubuh Kristus di bumi ini, yang diserahi tugas untuk melaksanakannya. Kitalah yang di tugaskan untuk memberitakan Injil.

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka  mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, 
jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ”Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Roma 10:13-15

Kita perlu dipenuhi dengan rasa belas kasihan bila melihat orang yang masih hilang, orang-orang yang belum diselamatkan.

Bagaimanakah mereka dapat mendengar, kalau kita tidak memberitahukan mereka? Jangan menghakimi mereka.

Kita harus dipenuhi dengan belas kasihan, dan memandang mereka sebagai sesuatu yang amat berharga dan indah. Bukan hanya kepada orang-orang Kristen, tetapi semua orang yang didunia (Yohanes 3:16) Allah mengasihi setiap manusia yang hidup di bumi ini. Allah memang membenci dosa. Akan tetapi Ia mengasihi pendosanya.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Matius 9:37-38

Dua ribu tahun yang lampau saja sudah dikatakan bahwa “Tuaian memang banyak, apalagi sekarang?. Pikirkanlah hal itu. Yesus memberitahu para murid-Nya,”Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” Bukankah sekarang ini kita adalah murid-murid-Nya juga?

Ia tidak menyuruh kita berdoa kepada Allah agar Ia menyelamatkan setiap orang. Ia menyuruh kita berdoa kepada Allah agar Dia mengutus para pekerja, pemberita Injil, pembawa kabar baik, kabar keselamatan kepada mereka.

Misalkan, kita berdoa dalam nama Yesus agar Allah mengutus seorang pekerja kepada seorang yang kita kasihi, yang belum diselamatkan.

Allah akan mengutus seorang pekerja yang kuat dalam Firman dan Roh Kudus untuk berjumpa dengan orang itu, kita akan mendapati kesaksian yang luar biasa dari orang yang kita kasihi itu. Ia akan menghampiri kita dan menceritakan bahwa setiap orang yang dijumpainya berbicara kepadanya tentang Yesus.

Berdoalah kepada Allah agar Dia mengutus para pekerja. Kemudian, berlakulah peka terhadap Roh Kudus agar tahu persis ke mana Ia ingin membimbing dan menuntun kita untuk menjadi seorang pekerja bagi seseorang yang lain.

Allah tidak kacau atau bingung. Ia tahu bahwa keluarga sendiri tidak akan selalu mau mendengarkan kita.
Bukankah Alkitab sudah berkata, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negara, kota, atau rumahnya sendiri?

Dalam lingkungan keluarga kita sendiri terdapat banyak kesombongan hati. Tetapi, kalau ada seseorang yang telah mereka kenal selama bertahun-tahun datang dan berbicara, mungkin mereka akan mulai mendengarkan perkataannya.

Allah bukan hanya menghendaki agar kita dapat berbuat sesuatu. Dia akan membuat kita menjadi mampu. Yang perlu kita lakukan hanyalah sekadar menyediakan diri.

Oleh Injil Kita Diselamatkan

Rasul Paulus mengingatkan kita mengenai Injil. Tentu kita tahu Injil, dan kita menerimanya. Injil menyatakan pribadi Yesus kepada kita dan karakter yang ingin dinyatakan melalui kita. Paulus menulis dalam suratnya:

Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. 
1 Korintus 15:2

Dengan kata lain, Rasul Paulus berkata bahwa kita telah diselamatkan dengan menerima Injil ketika diberitakan, kecuali kita telah sia-sia saja menjadi percaya. Apa maksudnya?

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; 1 Korintus 15: 3-4

Inti perkataan Paulus adalah Yesus Kristus mati untuk dosa-dosa kita, telah dikuburkan, dan bangkit kembali pada hari ketiga. Kebenaran sederhana mengenai kematian Yesus, penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya mengubah sejarah manusia. Kebenaran ini harus mengubah hidup kita. Kita harus ingat setiap hari dan setiap jam dan hidup dengan mengikuti kebenaran tersebut.

Kita perlu mengerti hal tersebut dengan benar dan berpegang pada kematian dan kebangkitan Yesus dalam kehidupan pribadi kita setiap hari.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Roma 6: 3-6

Kita semua ikut ambil bagian dalam kematian Yesus. Ini membuktikan bahwa kematian Yesus telah menjadi kematian kita dan kehidupan Yesus telah menjadi kehidupan kita. Haleluya..!