Translate

Rabu, 27 Agustus 2014

(Bab 4) DENYUT JANTUNG ALLAH

4

Denyut Jantung Allah


Kita harus belajar tentang yang dikatakan Yesus, sebab Ia mengatakan sesuatu untuk alasan tertentu. Yesus tidak sekadar berbasa-basi dengan perkataan-Nya. Sebaliknya, Ia memakainya sebagai sarana untuk mencapai maksud tertentu.

Sejak semula Ia tahu, bahwa keempat buku Injil dalam Alkitab akan ditulis oleh Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Ia tahu, bahwa setiap kata yang diucapkan-Nya kelak akan ditulis orang bagi kita sebagai panduan untuk menghayati kehidupan yang benar. Jadi, Ia tidak akan mengatakan sesuatu yang tidak perlu.

Ia benar-benar mempunyai maksud tertentu dengan segala sesuatu yang diucapkan-Nya. Ia tidak memberi kita suatu pilihan lain. Ia menunjukkan jalan yang benar kepada kita.

Demikianlah Yesus berkeliling ke semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Matius 9:35-38

Denyut-jangtung Allah sama hari ini, sebagaimana pada waktu Yesus masih hidup di bumi ini.

Denyut-jantung-Nya berdetak dengan kerinduan untuk menyelamatkan banyak orang yang masih hilang, yang belum diselamatkan.

Pada dewasa ini, kitalah Tubuh Kristus di bumi ini, yang diserahi tugas untuk melaksanakannya. Kitalah yang di tugaskan untuk memberitakan Injil.

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka  mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, 
jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: ”Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!”
Roma 10:13-15

Kita perlu dipenuhi dengan rasa belas kasihan bila melihat orang yang masih hilang, orang-orang yang belum diselamatkan.

Bagaimanakah mereka dapat mendengar, kalau kita tidak memberitahukan mereka? Jangan menghakimi mereka.

Kita harus dipenuhi dengan belas kasihan, dan memandang mereka sebagai sesuatu yang amat berharga dan indah. Bukan hanya kepada orang-orang Kristen, tetapi semua orang yang didunia (Yohanes 3:16) Allah mengasihi setiap manusia yang hidup di bumi ini. Allah memang membenci dosa. Akan tetapi Ia mengasihi pendosanya.

Maka kata-Nya kepada murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.

Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Matius 9:37-38

Dua ribu tahun yang lampau saja sudah dikatakan bahwa “Tuaian memang banyak, apalagi sekarang?. Pikirkanlah hal itu. Yesus memberitahu para murid-Nya,”Karena itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu” Bukankah sekarang ini kita adalah murid-murid-Nya juga?

Ia tidak menyuruh kita berdoa kepada Allah agar Ia menyelamatkan setiap orang. Ia menyuruh kita berdoa kepada Allah agar Dia mengutus para pekerja, pemberita Injil, pembawa kabar baik, kabar keselamatan kepada mereka.

Misalkan, kita berdoa dalam nama Yesus agar Allah mengutus seorang pekerja kepada seorang yang kita kasihi, yang belum diselamatkan.

Allah akan mengutus seorang pekerja yang kuat dalam Firman dan Roh Kudus untuk berjumpa dengan orang itu, kita akan mendapati kesaksian yang luar biasa dari orang yang kita kasihi itu. Ia akan menghampiri kita dan menceritakan bahwa setiap orang yang dijumpainya berbicara kepadanya tentang Yesus.

Berdoalah kepada Allah agar Dia mengutus para pekerja. Kemudian, berlakulah peka terhadap Roh Kudus agar tahu persis ke mana Ia ingin membimbing dan menuntun kita untuk menjadi seorang pekerja bagi seseorang yang lain.

Allah tidak kacau atau bingung. Ia tahu bahwa keluarga sendiri tidak akan selalu mau mendengarkan kita.
Bukankah Alkitab sudah berkata, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negara, kota, atau rumahnya sendiri?

Dalam lingkungan keluarga kita sendiri terdapat banyak kesombongan hati. Tetapi, kalau ada seseorang yang telah mereka kenal selama bertahun-tahun datang dan berbicara, mungkin mereka akan mulai mendengarkan perkataannya.

Allah bukan hanya menghendaki agar kita dapat berbuat sesuatu. Dia akan membuat kita menjadi mampu. Yang perlu kita lakukan hanyalah sekadar menyediakan diri.

Oleh Injil Kita Diselamatkan

Rasul Paulus mengingatkan kita mengenai Injil. Tentu kita tahu Injil, dan kita menerimanya. Injil menyatakan pribadi Yesus kepada kita dan karakter yang ingin dinyatakan melalui kita. Paulus menulis dalam suratnya:

Oleh Injil itu kamu diselamatkan, asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu – kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya. 
1 Korintus 15:2

Dengan kata lain, Rasul Paulus berkata bahwa kita telah diselamatkan dengan menerima Injil ketika diberitakan, kecuali kita telah sia-sia saja menjadi percaya. Apa maksudnya?

Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, Bahwa Ia telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci; 1 Korintus 15: 3-4

Inti perkataan Paulus adalah Yesus Kristus mati untuk dosa-dosa kita, telah dikuburkan, dan bangkit kembali pada hari ketiga. Kebenaran sederhana mengenai kematian Yesus, penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya mengubah sejarah manusia. Kebenaran ini harus mengubah hidup kita. Kita harus ingat setiap hari dan setiap jam dan hidup dengan mengikuti kebenaran tersebut.

Kita perlu mengerti hal tersebut dengan benar dan berpegang pada kematian dan kebangkitan Yesus dalam kehidupan pribadi kita setiap hari.

Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?

Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.

Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Roma 6: 3-6

Kita semua ikut ambil bagian dalam kematian Yesus. Ini membuktikan bahwa kematian Yesus telah menjadi kematian kita dan kehidupan Yesus telah menjadi kehidupan kita. Haleluya..! 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar