4
Denyut Jantung Allah
Kita
harus belajar tentang yang dikatakan Yesus, sebab Ia mengatakan sesuatu untuk
alasan tertentu. Yesus tidak sekadar berbasa-basi dengan perkataan-Nya.
Sebaliknya, Ia memakainya sebagai sarana untuk mencapai maksud tertentu.
Sejak
semula Ia tahu, bahwa keempat buku Injil dalam Alkitab akan ditulis oleh
Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes. Ia tahu, bahwa setiap kata yang
diucapkan-Nya kelak akan ditulis orang bagi kita sebagai panduan untuk
menghayati kehidupan yang benar. Jadi, Ia tidak akan mengatakan sesuatu yang
tidak perlu.
Ia
benar-benar mempunyai maksud tertentu dengan segala sesuatu yang diucapkan-Nya.
Ia tidak memberi kita suatu pilihan lain. Ia menunjukkan jalan yang benar
kepada kita.
Demikianlah Yesus berkeliling ke
semua kota dan desa; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan
Injil Kerajaan Sorga serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan.
Melihat orang banyak itu, tergeraklah
hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka lelah dan terlantar
seperti domba yang tidak bergembala.
Maka kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Matius 9:35-38
Denyut-jangtung
Allah sama hari ini, sebagaimana pada waktu Yesus masih hidup di bumi ini.
Denyut-jantung-Nya
berdetak dengan kerinduan untuk menyelamatkan banyak orang yang masih hilang,
yang belum diselamatkan.
Pada
dewasa ini, kitalah Tubuh Kristus di bumi ini, yang diserahi tugas untuk
melaksanakannya. Kitalah yang di tugaskan untuk memberitakan Injil.
Sebab, barangsiapa yang
berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
Tetapi bagaimana
mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang
Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya,
jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis:
”Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!” Roma 10:13-15
Kita
perlu dipenuhi dengan rasa belas kasihan bila melihat orang yang masih hilang,
orang-orang yang belum diselamatkan.
Bagaimanakah
mereka dapat mendengar, kalau kita tidak memberitahukan mereka? Jangan
menghakimi mereka.
Kita
harus dipenuhi dengan belas kasihan, dan memandang mereka sebagai sesuatu yang
amat berharga dan indah. Bukan hanya kepada orang-orang Kristen, tetapi semua
orang yang didunia (Yohanes 3:16) Allah mengasihi setiap manusia yang hidup di
bumi ini. Allah memang membenci dosa. Akan tetapi Ia mengasihi pendosanya.
Maka kata-Nya kepada
murid-murid-Nya: Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit.
Karena itu mintalah kepada tuan
yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.
Matius 9:37-38
Dua
ribu tahun yang lampau saja sudah dikatakan bahwa “Tuaian memang banyak, apalagi sekarang?. Pikirkanlah hal
itu. Yesus memberitahu para murid-Nya,”Karena
itu mintalah kepada tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan
pekerja-pekerja untuk tuaian itu” Bukankah sekarang ini kita adalah
murid-murid-Nya juga?
Ia tidak
menyuruh kita berdoa kepada Allah agar Ia menyelamatkan setiap orang. Ia
menyuruh kita berdoa kepada Allah agar Dia mengutus para pekerja, pemberita
Injil, pembawa kabar baik, kabar keselamatan kepada mereka.
Misalkan, kita
berdoa dalam nama Yesus agar Allah mengutus seorang pekerja kepada seorang yang
kita kasihi, yang belum diselamatkan.
Allah akan
mengutus seorang pekerja yang kuat dalam Firman dan Roh Kudus untuk berjumpa
dengan orang itu, kita akan mendapati kesaksian yang luar biasa dari orang yang
kita kasihi itu. Ia akan menghampiri kita dan menceritakan bahwa setiap orang
yang dijumpainya berbicara kepadanya tentang Yesus.
Berdoalah kepada
Allah agar Dia mengutus para pekerja. Kemudian, berlakulah peka terhadap Roh
Kudus agar tahu persis ke mana Ia ingin membimbing dan menuntun kita untuk
menjadi seorang pekerja bagi seseorang yang lain.
Allah tidak
kacau atau bingung. Ia tahu bahwa keluarga sendiri tidak akan selalu mau
mendengarkan kita.
Bukankah Alkitab
sudah berkata, bahwa seorang nabi tidak dihormati di negara, kota, atau
rumahnya sendiri?
Dalam lingkungan
keluarga kita sendiri terdapat banyak kesombongan hati. Tetapi, kalau ada
seseorang yang telah mereka kenal selama bertahun-tahun datang dan berbicara,
mungkin mereka akan mulai mendengarkan perkataannya.
Allah bukan
hanya menghendaki agar kita dapat berbuat sesuatu. Dia akan membuat kita
menjadi mampu. Yang perlu kita lakukan hanyalah sekadar menyediakan diri.
Oleh Injil Kita
Diselamatkan
Rasul
Paulus mengingatkan kita mengenai Injil. Tentu kita tahu Injil, dan kita
menerimanya. Injil menyatakan pribadi Yesus kepada kita dan karakter yang ingin
dinyatakan melalui kita. Paulus menulis dalam suratnya:
Oleh Injil itu kamu diselamatkan,
asal kamu teguh berpegang padanya, seperti yang telah kuberitakan kepadamu –
kecuali kalau kamu telah sia-sia saja menjadi percaya.
1 Korintus 15:2
Dengan
kata lain, Rasul Paulus berkata bahwa kita telah diselamatkan dengan menerima
Injil ketika diberitakan, kecuali kita telah sia-sia saja menjadi percaya. Apa
maksudnya?
Sebab yang sangat penting telah
kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa
Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, Bahwa Ia
telah dikuburkan, dan bahwa Ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga,
sesuai dengan Kitab Suci; 1 Korintus 15: 3-4
Inti
perkataan Paulus adalah Yesus Kristus mati untuk dosa-dosa kita, telah
dikuburkan, dan bangkit kembali pada hari ketiga. Kebenaran sederhana mengenai
kematian Yesus, penguburan-Nya dan kebangkitan-Nya mengubah sejarah manusia.
Kebenaran ini harus mengubah hidup kita. Kita harus ingat setiap hari dan
setiap jam dan hidup dengan mengikuti kebenaran tersebut.
Kita
perlu mengerti hal tersebut dengan benar dan berpegang pada kematian dan
kebangkitan Yesus dalam kehidupan pribadi kita setiap hari.
Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita
semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
Dengan demikian kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
Sebab jika kita telah menjadi satu
dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan
apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
Karena kita tahu, bahwa manusia
lama kita telah turut disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar
jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
Roma
6: 3-6
Kita
semua ikut ambil bagian dalam kematian Yesus. Ini membuktikan bahwa kematian
Yesus telah menjadi kematian kita dan kehidupan Yesus telah menjadi kehidupan
kita. Haleluya..!