Hikmat dan Pengetahuan
Hikmat dan pengetahuan adalah
dua hal yang berlainan. Pertama-tama, kita mendapatkan pengetahuan dari Firman
Allah. Sementara membaca Alkitab, pengetahuan kita bertambah, juga pengertian
kita tentang fakta-fakta yang terjadi. Kemudian, kita memerlukan pertolongan
Allah untuk memberikan pengertian, agar bisa merangkum fakta-fakta itu. Setelah
itu, kita juga memerlukan hikmat yang memungkinkan kita untuk bisa menerapkan
fakta-fakta itu ke dalam kehidupan sehari-hari.
Hai
anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam
hatimu,
Sehingga
telingamu memperhatihan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada
kepandaian,
Ya,
jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada
kepandaian,
Jikalau
engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta
terpendam,
Maka
engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat
pengenalan akan Allah.
Karena
TUHAN-lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan
kepandaian. Amsal 2: 1-6
Ada banyak orang yang
mempunyai pengetahuan Firman Allah yang luas. Namun demikian, mereka tidak
pernah mencapai tingkatan rohani yang memungkinkan mereka untuk berjalan dalam
kemenangan, itu bisa terjadi, karena mereka tidak memiliki hikmat Allah untuk
menerapkan pengetahuan itu.
Agar Firman Allah dapat
bekerja sebebas-bebasnya adalah dengan jalan merenungkannya. Langkah
berikutnya, kita harus memasukannya ke dalam roh kita. Kemudian, mintalah
hikmat dari Allah untuk menyanggupkan kita menerapkannya ke dalam keadaan kita
sehari-hari, dan seterusnya mengubahkan keadaan itu.
Carilah Hikmat Allah
Kita mempunyai
kesanggupan untuk berjalan dalam hikmat Allah.
Berbahagialah
orang yang mendapat hikmat, orang yang memperoleh kepandaian,
karena
keuntungannya melebihi keuntungan perak, dan hasilnya melebihi emas.
Ia
lebih berharga daripada permata; apa pun yang kau inginkan, tidak dapat
menyamainya.
Umur
panjang ada di tangan kanannya, di tangan kirinya kekayaan dan kehormatan.
Jalannya
adalah jalan penuh bahagia, segala jalannya sejahtera semata-mata.
Ia
menjadi pohon kehidupan bagi orang yang memegangnya, siapa yang berpegang
padanya akan disebut berbahagia. Amsal 3:13-18
Kalau kita berlaku
tulus kepada Allah, maka kebenaran-sejati itu akan memerdekakan kita. Jadi,
berpeganglah kepada kebenaran-sejati itu.
Supaya
iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan (hikmat) Allah.1 Korintus 2:5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar